Serpihan rasa tergores luka
menggoyahkan harapan yang telah ada
layu sudah bunga ria
terjatuh di awang-awang kisah
terlanjur basah berlumur cinta
melafalkan angan di setiap sajadah
bersujud melantunkan namanya
di terpa badai lautan hati
terombang-ambing mengikuti arus mati
lemah tak berdaya dalam takdir ilahi
menuntun pergi tanpa arti
resah menapaki maksudnya
yang tiada buat ku lega
dalam persimpangan yang harusnya sudah ada
dalam indahnya pelaminan nyata
namun mengapa, kita masih bergulat dengan maya
yang tajamnya lukai jiwa
ya tuhan
susahnya hentikan permainan
yang tiada terlihat belokan
hingga kini terus ku sanggahkan
pada sang pencipta kehidupan
merintih jiwa ini
hanya bisa bernyanyi dalam jeruji
mengukur indah jalan mimpi
yang tak menembus keluar hati
berjalan terus di atas waktu
yang di pandu sang rayu
menjelma ayu beekerlip empedu
beroutar di pusara syahdu
nisacaya kalbu merangkai bisu
jakala kaki saudah tak mampu
ikuti langkahnya yang semakin cepat maju
tergesah tak hiraukan aku
lengah sedetik oleh manisan kata
ceroboh jatuhkan raga
namun setahun membaca nista
terasa pilu mengerami rasa
Minggu, 11 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)