Sabtu, 10 April 2010
puisi : DO'A
duh gusti.....
bumi ku di penuhi nafsu
tercemari rayu
dan buta akan kalam-Mu
kata bijak kini tak berpengaruh
petuah santri juga tak beradu
seakan telinga ini hanya satu
hanya untuk mendengar musuh
duh gusti, turunkan beribu ampunan!
untuk kami yang berjalan dalam kesesatan
kemarahan dunia sudah tak kita hiraukan
rintihan langit, kami dengar penuh halangan
dinding iman kami runtuh
tangan ini tak tergenggam lagi asma-Mu
jasad kami ingin memuji mu
namun raga ini tak mampu
terhambat makhluk durjana-Mu
ya ro...b, tarik hamba
dari jurang nestapa
yang membawa hamba dengan menutup mata
menyentuh butiran neraka
ya ro...b, karuniai hamba cahaya
tuk petunjuk jalan hamba
genggam tangan ini
menuju wangi surgawi
ya ilahi
jangan lepaskan kami
tanpa belaian-Mu
kami ini sebuah mimpi
Wahai zat yang dekatnya melebihi urat nadi
rangkai kan hidup kami
hingga seindah fajar di pagi hari
duhai zat yang maha suci
warnai hidup kami
sperti sang pelangi
puisi : BERKACA DALAM BAYANG MU
Di kegersangn hidup ku
ia hadir tumbuhkan kalbu
mewarnai detik syahdu
merobohkan sepinya waktu
Mengikuti jejak bayangan mu
membuntuti tanpa ragu
meski sering ku tertusuk pilu
dalam perjalanan di belakang mu
Semakin jauh melangkah di balik raga
menipu jiwa yang gunda
karena tak bisa aku menerobos bayangnya
yang acuh dan tak anggap ku ada
Mungkin baginya aku hanya maya
tak untuk jadi sang nyata
bodohnya aku yang selalu kalah
dalam hasrat yang ingin berubah
tuk jadi nyaman menempati kaca
yang berteriak satu kata
"mangapa?" dan "mengapa?"
Hati ku tak sanggup menjawabnya
hingga tubuh ini kaku tak terraba
menengok ia yang terus melangkah entah kemana
tak pernah mengintip ku di belakangnya
Entah sampai kapan aku betah
tuk selalu jadi bayangan mu semata
yang bertanya pada kaca
hingga tubuh jauhi raga
mungkin kah aku bisa lelah
menunggu mu tuk sedikit mengintip ke bawah
tuk pasikan aku ada atau tiada
puisi: BERANGAN DALAM BINGUNG
berangan aku dalam impian
mencoba mengukir sebuah harapan
yang indah nan mengesankan
berlahan namun pasti
terlihat nyata trus bertepi
menuju waktu yang pasti
namun seakan terhenti
hati ini mulai di hinggapi
sebuah rasa yg tak ku mengerti
datang merobohkan sang mimpi
di balik sisa-sisanya
aku mencoba berkaca
menela'ah langkah yang tlah jauh terasa
berbondong-bondong, sang raga
menjalari nyata yang tak berdaya
terkulai dalam tawa
terus berandai
meski jiwa tlah kalah
menggelar kisah yang lama melambai
mencoba mengingat senyum
yang dulunya ranum
dan menyeret ke hari ini
agar sorakkan hati
yang tlah mati
namun hidup dalam maya
tanpa lelah
menyusuri dongeng putri raja
yang terngiang indah di kepala
menerobas dinding angkasa
hingga terjatuh di tengah
merombak angan dalam bingungnya
Langganan:
Postingan (Atom)